Bahagia saat akan berakhir bulan Ramadhan

26 Ogos, 2010

Bahagia saat akan berakhir bulan Ramadhan

Kirim Print

Kadang tidak terasa bulan Ramadhan sudah berada di akhir perjalanannya, hari-hari yang indah akan berlalu, waktu-waktu yang penuh berkah akan berakhir, tentunya seorang muslim patut berbahagia mampu melaksanakan ibadah Ramadhan hingga di penghujung terakhir.
Sebelumnya seorang muslim bergembira dengan datangnya Ramadhan. Mengawali indahnya sahur dan buka puasa pada hari pertama bulan Ramadhan. Mengenang begitu nikmatnya berbuka puasa, menunaikan shalat tarawih berjamaah, tilawah Al-Qur’an, shalat berjamaah di setiap shalat wajib, mendengarkan ta’lim, bersedekah dan membayar zakat,  beri’tikaf, bermunajat, dan amalan-amalan baik lainnya, tidak terasa sudah berada dipenghujung bulan Ramadhan.
Walaupun tidak dapat dimungkiri dengan berakhirnya bulan Ramadhan banyak perasaan yang muncul di hati yang bercampur menjadi satu; ada kecemasan dan rasa sedih serta duka manakala menyedari bahwa bulan yang penuh dengan kebaikan dan pahala akan berakhir, apalagi ada perasaan takut, cemas dan khuawatir jika usia tidak sampai pada Ramadhan berikutnya; begitu pula ada rasa bahagia, senang dan gembira, manakala telah berhasil menjalankan ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya, dan berharap berakhir dengan mendapatkan derajat yang paling mulia disisi Allah yaitu taqwa. Allahumma amin.
Dan mungkin yang paling tepat untuk kita baca adalah
اللهم تقبل منا صيامنا وقيامنا وركوعنا وسجودنا وتخشعنا وتصرعنا  وتلاوتنا وتصدثنا وتمم تقصيرنا برحمتك يا أرحم الراحمين
“Ya Allah terimalah puasa kami, qiyam kami, ruku’ kami, sujud kami, kekhusyuan kami, ibadah kami, tilawah kami, sedekah kami dan sempurnakanlah segala kekurangan kami wahai Zat yang Maha Kasih dari yang mengasihi”.
Dan juga membaca doa sebagaimana yang nabi ajarkan
اللهم بلغنا رمضان
“Ya Sampaikanlah kami pada bulan ramadhan”
Dan guna menjaga nilai-nilai taqwa dan memelihara kesan baik pada bulan Ramadhan  setelah menyelesaikan puasa di bulan Ramadhan, maka nilai-nilai positif dari puasa dan amalan-amalan lainnya harus tetap dipertahankan; menjaga shalat wajib secara berjamaah, senantiasa tilawah Al-Qur’an, qiyamulail, sedekah, dan memupuk solidaritas dan kepedulian serta memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa; sikap rendah diri, pemaaf, ikhlas, dan lain sebagainya.
Berbagai kebahagiaan berakhirnya bulan Ramadhan
Setelah sebulan penuh menunaikan ibadah dan amaliyah pada bulan Ramadhan; maka ada beberapa kebahagiaan yang insya Allah dapat kita rasakan;
1. Bahagia telah berhasil dengan sempurna melaksanakan dan menunaikan ibadah dan amaliyah pada bulan Ramadhan.
Seperti harapan kita yang dimohonkan pada awal memasuki bulan rajab; “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. Telah terkabul.
Dan harus kita akui bahwa berhasilnya menunaikan segala aktivitas dan amaliyah bulan Ramadhan, dengan kondisi iman yang mantap, fisik yang kuat, dan mental yang sehat merupakan anugerah yang tidak terhingga, sehingga mampu melaksanakan perintah puasa dengan khidmat. Ali bin Abu Thalib pernah berkata: “Sehat jasmani adalah anugerah yang paling indah”
Melalui aktiviti dan amaliyah ibadah di bulan Ramadhan, kita diberi bonus pahala berlipat dan kesempatan untuk melebur dosa-dosa yang pernah dilakukan. Seperti yang telah dijanjikan oleh Rasulullah saw bahwa Ramadhan adalah bulan penuh ampunan.
2. Bahagia dapat menumbuhkan kepedulian terhadap sesama
Kebahagiaan  kedua yang dapat kita rasakan pada saat berakhirnya bulan Ramadhan adalah karena kita telah mampu menunaikan kewajiban zakat; terutama zakat fitrah. Sebuah ibadah yang tidak lain sebagai bentuk penyucian diri setiap muslim sekaligus sebagai penyempurna puasa Ramadhan, dan memunculkan sikap kepedulian terhadap sesama.
Bahwa diantara tujuan dan hikmah diwajibkannya ibadah zakat selain mengupayakan kesucian diri, keberkahan harta benda yang dimilikinya, juga dapat menghilangkan sifat kikir, menampakkan kepedulian dan tolong menolong antar sesama, sehingga tidak ada kesenjangan yang jauh antara orang kaya dan miskin.
Selain menunaikan zakat yang menjadi kewajiban, kita juga dianjurkan untuk melaksanakan ifthar jama’i (berbuka bersama) walaupun dengan memberikan seteguk air putih; dengan mengajak taman, saudara (dekat dan jauh), tetangga, dan terutama fakir miskin untuk berbuka atau memberikan makan untuk berbuka, sehingga dengan demikian mendapatkan pahala dari orang yang berpuasa tanpa dikurangi pahala puasa orang tersebut.
3. Bahagia dapat menjalin hidup berjamaah; baik shalat, ifthar dan  sebagainya.
Bahwa diantara misi puasa yang Allah SWT turunkan kepada umat Islam adalah bagaimana dapat menjalin kerja sama yang baik dan taqwa, merasakan indahnya hidup berjamaah, indahnya hidup saling berbagi, nikmatnya hidup yang penuh dengan ilmu. Kesemua itu dapat kita rasakan pada bulan ramadhan, terdapat tarbiyah itjima’iyah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Jika ini dapat kita pertahankan maka kehidupan umat Islam akan baik dan penuh dengan keharmonian. Maka kelak Allah akan berkenan menjadikan hidup ini penuh dengan keberkahan dan kebaikan. Menjadi negeri yang
بلدة طيبة ورب غفور
“Negeri yang baik dan Tuhan yang Maha Pengampun”
4. Bahagia dapat menggapai malam seribu bulan
5. Bahagia dapat melakukan silaturahim
Rasulullah saw bersabda:
من سره أن يبسط له في رزقه وأن بنشأ له في أثره فليصل رحمه
“Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan usianya maka sambunglah tali persaudaraan” (Bukhari dan Muslim).
Tradisi “halal bi halal” yang ada pada setiap hari raya iedul fitri adalah kesempatan yang baik untuk menyambung tali silaturrahim. Yang tentunya silaturrahim dalam maknanya yang luas, yaitu saling memaafkan atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, saling mempererat hubungan persaudaraan atas dasar keimanan dan kebangsaan, bukan hanya sebatas persaudaraan atas dasar kekerabatan dan hubungan nasab keturunan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam al Qur’an:
إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم
“Sesungguhnya hanyalah orang-orang mukmin sajalah yang bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu” (Al Hujurat: 10)
6. Bahagia dapat menggapai darjat taqwa
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Al-Baqarah:183)


Tiada ulasan:

Catat Ulasan